Unsur – Unsur Paradigma :
Ahimsa-Putra mengajukan sebuah alternatif pemikiran mengenai
unsur-unsur yang harus dimiliki oleh paradigma dalam ilmu sosial-budaya yang
terdiri dari sembilan unsur yang mengemuka dalam dua jenis, yaitu implisit dan
eksplisit. Unsur paradigma implisit adalah unsur-unsur yang dimiliki oleh
sebuah paradigma (pendekatan) dalam ilmu sosial-budaya yang tidak selalu tampak
secara jelas dan nyata (tersirat) di permukaan sebagaimana halnya unsur-unsur
eksplisit. Meskipun unsur-unsur implisit tidak selalu terlihat dalam
sebuah paradigma, tetapi ia mempengaruhi atau berhubungan erat dengan
unsur-unsur ekspisit. Adapun tiga unsur paradigma implisit tersebut adalah
asumsi dasar, model dan nilai-nilai. Asumsi dasar adalah anggapan atau pendapat
yang menjadi titik tolak seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya, dan
model adalah jenis atau variasi yang akan digunakan peneliti dalam melakukan
kajiannya, sedangkan nilai-nilai adalah tinjauan yang berhubungan dengan inti
yang akan didapatkan dari penelitian tersebut. Ketiga unsur implisit ini dalam
penerapannya akan mempengaruhi unsur-unsur eksplisit sebuah paradigma nantinya.
Sebagaimana
telah disinggung sedikit di atas bahwa unsur implisit akan mempengaruhi atau
berhubungan dengan unsur eksplisit, maka pada bagian ini akan dikemukakan salah
satu contoh yang menguatkan pernyataan ini. Salah satu unsur implisit adalah
asumsi dasar yang akan berhubungan dengan salah satu unsur eksplisit, yaitu
masalah yang ingin diselesaikan. Sebagai contoh, asumsi dasar yang akan menjadi
titik tolak penelitian yang akan dilakukan adalah “orang Jawa rajin dan ulet
dalam bekerja”, maka dengan pernyataan seperti ini akan berpengaruh terhadap
masalah yang ingin diselesaikan. Dengan demikian berdasarkan asumsi dasar di
atas, maka masalah yang ingin diselesaikan atau diketahui nanti dalam
penelitian tersebut adalah “kenapa orang Jawa dikenal rajin dan ulet dalam
bekerja” dan “apakah faktor yang menyebabkan orang Jawa rajin dan ulet dalam
bekerja” serta masih banyak pertanyaan yang ingin diketahui dalam penelitian
tersebut untuk dapat mengetahui adanya asumsi atau pernyataan dasar tersebut di
atas. Dengan begitu, terbukti bahwa unsur implisit meskipun terkadang tidak
tampak secara jelas dan nyata dikemukakan dalam penelitian tetapi sangat
berpengaruh atau berhubungan dengan unsur-unsur lainnya dalam unsur eksplisit.
Unsur – Unsur Paradigma lainnya :
Asumsi / anggapan dasar :
Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah
titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Setiap
penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik mungkin
meragukan sesuatu anggapan dasar orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari
contoh kehidupan sehari-hari orang yang berkata bahwa orang yang banyak makan
akan menjadi gemuk. Yang ada dibalik ucapan itu adalah suatu anggapan bahwa
semua yang dimakan orang tentu dapat dicerna, kemudian berubah menjadi otot dan
lemak. Inilah sebabnya maka orang menjadi gemuk.
Jadi
anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang
akan berfungsi sebagai hal yang digunakan untuk tempat berpijak bagi peneliti
di dalam melaksanakan penelitiannya dalam pembuatan anggapan dasar yang harus
diperhatikan adalah:
1) Membaca
buku
2)
Mendengarkan berita
3) Berkunjung
ke tempat obyek penelitian
4) Dengan
mengadakan abstraksi.
Manfaat dalam pembuatan anggapan
dasar adalah
1) ada
pijakan berfikir yang kokoh
2) untuk
mempertegas variable
3) guna
menentukan dan merumuskan hipotesis
NILAI LOCALITAS :
Subjektivitas :
Merupakan
gambaran dari suatu peristiwa yang sudah terjadi berdasarkan pandangan
seseorang yang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang melingkupinya.
Objektivitas :
Merupakan
adalah suatu sikap yang mengusahakan untuk memperoleh suatu kebenaran yang apa
adanya mengenai objek yang diamati oleh manusia tanpa melibatkan perasaan atau
tafsiran terhadap objek tersebut.
Lokalitas :
Secara
etimologis berasal dari kata Latin, locus (untuk pluralnya ditulis loci) yang
berarti tempat, posisi atau sesuatu yang menunjuk pada bagian yang lebih
spesifik.
Model :
Model adalah
rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem,
atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya
dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar
rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis.
Masalah yang diteliti atau dikaji :
Penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan
tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan,
pembuktian, dan pengembangan.
Penemuan berarti data yang diperoleh dari
penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui.
Pembuktian berarti data yang diperoleh itu
digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau
pengetahuan tertentu.
Pengembangan berarti untum memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang telah ada. Secara
umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu
masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu,
memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi
berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi. Dari semua uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian adalah suatu kegiatan
ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
atau masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah.
konsep-konsep pokok :
Konsep
adalah abstrak, entitas mental yang universal yang
menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan.
Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang
dipahami.
MODEL PENELITIAN :
Metode Penelitian Kualitatif
:
Metode yang
lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah
daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian
ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ),
yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin
bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan
kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.
Metode Penelitian Kuantitatif :
Adalah
metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap
fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di
jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indicator. Setiap
variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang
berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable
tersebut. Dengan menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan
secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu
kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati
metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan
generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam
suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu
populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan
atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode
estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata
yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam
penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah
bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata
dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan
metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi
lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
Metode Analisis
Suatu
proses penelitian pengkajian terhadap suatu objek hingga menemukan hasil dari
suatu proses awal dan akhir penelitian tersebut.
Hasil Analisis.
Merupakan
hasil dari proses terhadap pengkajian yang sebelumnya sudah kita analisis.
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa paradigma memiliki unsur-unsur yang
berkaitan satu dengan yang lainnya sebelum dapat terjadinya paradigm pada diri
kita sendiri atau orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar