Ilmu bukan sekedar pengetahuan atau knowledge tetapi merangkum sekumoulan pengatahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dalam sistematik dapat diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
ilmu merupakan kemampuan yang diberikan kepada manusia yang membedakannya dengan makhluk tuhan lainya seperti tumbuhan dan hewan.
Dengan ilmu kita dapat melakukan, membuat menciptakan sesuatu yang membawa perbedaan yang lebih baik bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan pencapaianya dipertanggung jawabkan secara teoritis
Sehingga ilmu pengetahuan sangat diperlukan bagi setiap manusia untuk mencapai kemajuan dan perkembangan kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu kita akan membahas lebih mendalam tentang ilmu serta ukuran kebenarannya.
Syarat ilmu :
-
Objektif
Ilmu harus
memiliki objek. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran yakn penyesuaian
antara apa yang diketahui dengan objek, sehingga bisa disebut kebenaran
objektif.
-
Metodis
Ontologi : sesuatu
yang diteliti harus bersifan konkret.
Espitemologi : pengetahuan
yang telah dimiliki harus dapat dipertanggungjawabkan.
Aksiologi : memiliki
kegunaan bagi seluruh umat manusia
-
Sistematis
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui
dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan
yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara
utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam
rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
-
Universal
( Bersifat Dinamis )
Kebenaran yang hendak dicapai adalah
kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua
segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang
dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Ilmu bersifat abstrak berawal dari dugaan / Hipotesa yang
kemudian dibuktikan maka terbentuklah ilmu.
Hipotesa
merupakan pernyataan tentative yang merupakan
dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
Sintesa merangkum
berbagai pengertian atau pendapat dari berbagai sumber rujukan sehingga menjadi
suatu teori baru yang selaras dengan kebutuhan.
Antitesa
membandingkan dua hal yang berlawanan.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau
maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan
termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep,
teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah
benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan
adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan adalah informasi yang
telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang
lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki
kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu
pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk
menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan
berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi
untuk menindaki.
Jenis-Jenis Pengetahuan :
Pengetahuan Implisit
Pengetahuan
implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman
seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti
keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang
biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis
ataupun lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin
atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa
tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk
mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.
Contoh sederhana dari pengetahuan
implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari
bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda
oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan,
pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah
condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja
tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda.
Seseorang yang memiliki pengetahuan
implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan
juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk
mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun
tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit
seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak
menyadarinya.
Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah
pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata
berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa
formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi
yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang
bagus dari pengetahuan eksplisit.
Bentuk paling umum dari pengetahuan
eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to.
Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni
dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan
eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan
pengetahuan manusia.
Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen Pengetahuan.
Bahasa
Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā)
adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh, dan
menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah
contoh spesifik dari sistem tersebut. Kajian ilmiah terhadap bahasa
disebut dengan linguistik.
Perkiraan jumlah dari bahasa-bahasa di dunia beragam antara 6.000-7.000
bahasa. Namun, perkiraan tepatnya bergantung kepada suatu perubahan
sembarang antara perbedaan bahasa, dan dialek. Bahasa
alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tapi setiap bahasa
dapat disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio,
visual, atau taktil, sebagai contohnya, dalam tulisan grafis, braille,
atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia adalah modalitas-independen.
Bila digunakan sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada
kemampuan kognitif untuk dapat belajar, dan menggunakan sistem
komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang
membentuk sistem tersebut, atau sekumpulan pengucapan yang dapat
dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada
proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna tertentu.
Bahasa oral dan Bahasa
isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang mengatur bagaimana simbol
digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau morfem,
dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata,
dan morfem digabungkan untuk membentuk frasa, dan penyebutan.
Bahasa manusia unik karena memiliki
properti-properti produktivitas, rekursif, dan pergeseran, dan karena ia
secara keseluruhan bergantung pada konvensi sosial, dan pembelajaran.
Strukturnya yang kompleks mampu memberikan kemungkinan ekspresi, dan
penggunaan yang lebih luas daripada sistem komunikasi hewan yang
diketahui.
Bahasa diperkirakan berasal
sejak hominin mulai secara bertahap mengubah sistem komunikasi primata
mereka, memperoleh kemampuan untuk membentuk suatu teori
pikiran dan intensionalitas berbagi. Perkembangan tersebut terkadang
diperkirakan bersamaan dengan meningkatnya volume otak, dan banyak ahli
bahasa melihat struktur bahasa telah berkembang untuk melayani fungsi
sosial, dan komunikatif tertentu. Bahasa diproses pada banyak lokasi
yang berbeda pada otak manusia, tapi terutama di area Broca danarea
Wernicke.
Manusia mengakuisisi bahasa lewat
interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak sudah dapat berbicara
secara fasih kurang lebih umur tiga tahun. Penggunaan bahasa telah
berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk
berkomunikasi, bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial, dan kultural,
seperti untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial,
dan untuk dandanan sosial dan hiburan.
Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi
sepanjang waktu, dan sejarah evolusinya dapat direkonstruksi ulang
dengan membandingkan bahasa modern untuk menentukan sifat-sifat mana
yang harus dimiliki oleh bahasa leluhurnya supaya perubahan nantinya
dapat terjadi. Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang sama
dikenal sebagai rumpun bahasa.