WELCOME!

23/01/16

Deduktif

Pengertian paragraf deduktif 
Paragraf deduktif adalah pola penulisan paragraf yang mana kalimat utamanya berasa di awal paragraf. Atau dengan istilah lain bahwa paragraf deduktif adalah pola penulisan paragraf yang menyatakan dari hal yang umum (luas) ke hal yang khusus.
deduktif berarti bersifat deduksi. Dan deduksi sendiri pada kamus tersebut berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum ke yang khusus.

Kesimpulan yang mudah difahami untuk pengertian paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan menyampaikan permasalahan pokok atau kalimat utama yang bersifat umum kemudian diikuti dengan kalimat – kalimat penjelas yang bersifat khusus.

Atau bisa juga dimaknai bahwa paragraf deduktif adalah paragraf yang kesimpulannya berada di awal kalimat.

Berfikir ilmiah sejak usia dini 
Berpikir ilmah dapat ditanamkan kepada siswa sejak sekolah dasar. Bagaimana caranya? Misalnya, ajaklah siwa mengamati dan mencatat jenis dan jumlah tanaman toge yang ada di lingkungan sekolah. Pada saat siswa belajar di SMP. disini siswa diajak untuk bereksperimen kecil dengan membuat percobaan sederhana. Ketika siswa belajar di SMA, berpikir ilmiah lebih ditekankan pada pengerjaan pelatihan  yang lebih bervariasi atau juga dapat mengembangkannya. Artinya, untuk belajar berpikir ilmiah, siswa tidak perlu menunggu menjadi mahasiswa yang belajar di universitas.
Karena dari usia dini saja anak-anak sudah diajarkan untuk berfikir ilmiah, contoh anak usia dini diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan karena bisa membuat banjir, seharusnnya memang berfikir ilmiah lebih baik diterapkan saat usia dini karna dapat membuat kebiasaan yang baik pula untuk kedepannya apabila selalu diterapkan didalam lingkungan keluarga yang paling utama dan dapat diterapkan pula dilingkungan sekolah karena dapat menjadi kebiasaan tersendiri bagi anak anak tersebut. 
Bukan hanya berfikir ilmiah kita pun juga harus mengajarkan hal hal baik untuk anak-anak sejak usia dini agar mereka menjadi pribadi yang baik pula kedepannya. karena faktor lingkungan mempengaruhi kualitas anak anak muda saat ini agar menjadi pribadi yang patut dicontoh untuk anak cucunya kelak. memberikan kebiasaan kebiasaan positif juga sangat mendukung kinerja otak anak sejak dini, karena anak-anak usia rentan mereka lebih mudah untuk diajarkan hal yang positif karna diusia dini ini mereka lebih suka mengikuti apa yang dilakukan orang orang disekitar mereka. contoh negatif adalah membiasakan merokok atau berbicara kasar atau bertengkar didepan anak anak dimasa usia dini karena dalam hal itu mereka lebih mudah mencontoh apa yang dilakukan orang yang disekitarnya. membiasakan berperilaku positif demi masa depan anak anak usia dini. apabila dari kecil saja sudah diajarkan atau melihat hal-hal negatif yang dilakukan orang-orang yang disekitar mereka, tidak menuntut kemungkinan anak anak tersebut berperilaku sama seperti apa yang mereka lihat.
Bukan hanya melihat perilaku orang disekitar mereka, anak-anak juga dapat mencontoh apa yang mereka tonton ditelivisi. Maka dari itu biasakan memberikan tontonan yang bermanfaat dan positif bagi anak anak. karena mereka akan menjadi penerus kita kelak. dan biasakan berperilaku yang dapat menjadi suriah tauladan bagi anak anak dimasa yang akan datang.

PARADIGMA

Apa itu Paradigma? Istilah paradigma (paradigm) sebagai konsep pertama-tama dikenalkan oleh Thomas Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution. Paradigma merupakan terminologi kunci dalam model perkembangan ilmu pengetahuan yang diperkenalkan Thomas Kuhn.  adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang (baca: disiplin) ilmu pengetahuan. Jadi sesuatu ilmu yang menjadi pokok persoalan, suatu cabang ilmu menurut versi ilmuwan tertentu. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan-persoalan tersebut.

Unsur – Unsur Paradigma :
Ahimsa-Putra mengajukan sebuah alternatif pemikiran mengenai unsur-unsur yang harus dimiliki oleh paradigma dalam ilmu sosial-budaya yang terdiri dari sembilan unsur yang mengemuka dalam dua jenis, yaitu implisit dan eksplisit. Unsur paradigma implisit adalah unsur-unsur yang dimiliki oleh sebuah paradigma (pendekatan) dalam ilmu sosial-budaya yang tidak selalu tampak secara jelas dan nyata (tersirat) di permukaan sebagaimana halnya unsur-unsur eksplisit.  Meskipun unsur-unsur implisit tidak selalu terlihat dalam sebuah paradigma, tetapi ia mempengaruhi atau berhubungan erat dengan unsur-unsur ekspisit. Adapun tiga unsur paradigma implisit tersebut adalah asumsi dasar, model dan nilai-nilai. Asumsi dasar adalah anggapan atau pendapat yang menjadi titik tolak seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya, dan model adalah jenis atau variasi yang akan digunakan peneliti dalam melakukan kajiannya, sedangkan nilai-nilai adalah tinjauan yang berhubungan dengan inti yang akan didapatkan dari penelitian tersebut. Ketiga unsur implisit ini dalam penerapannya akan mempengaruhi unsur-unsur eksplisit sebuah paradigma nantinya.
Sebagaimana telah disinggung sedikit di atas bahwa unsur implisit akan mempengaruhi atau berhubungan dengan unsur eksplisit, maka pada bagian ini akan dikemukakan salah satu contoh yang menguatkan pernyataan ini. Salah satu unsur implisit adalah asumsi dasar yang akan berhubungan dengan salah satu unsur eksplisit, yaitu masalah yang ingin diselesaikan. Sebagai contoh, asumsi dasar yang akan menjadi titik tolak penelitian yang akan dilakukan adalah “orang Jawa rajin dan ulet dalam bekerja”, maka dengan pernyataan seperti ini akan berpengaruh terhadap masalah yang ingin diselesaikan. Dengan demikian berdasarkan asumsi dasar di atas, maka masalah yang ingin diselesaikan atau diketahui nanti dalam penelitian tersebut adalah “kenapa orang Jawa dikenal rajin dan ulet dalam bekerja” dan “apakah faktor yang menyebabkan orang Jawa rajin dan ulet dalam bekerja” serta masih banyak pertanyaan yang ingin diketahui dalam penelitian tersebut untuk dapat mengetahui adanya asumsi atau pernyataan dasar tersebut di atas. Dengan begitu, terbukti bahwa unsur implisit meskipun terkadang tidak tampak secara jelas dan nyata dikemukakan dalam penelitian tetapi sangat berpengaruh atau berhubungan dengan unsur-unsur lainnya dalam unsur eksplisit.

Unsur – Unsur Paradigma lainnya :

Asumsi / anggapan dasar :
 Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari contoh kehidupan sehari-hari orang yang berkata bahwa orang yang banyak makan akan menjadi gemuk. Yang ada dibalik ucapan itu adalah suatu anggapan bahwa semua yang dimakan orang tentu dapat dicerna, kemudian berubah menjadi otot dan lemak. Inilah sebabnya maka orang menjadi gemuk.
Jadi anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang digunakan untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya dalam pembuatan anggapan dasar yang harus diperhatikan adalah:
1) Membaca buku
2) Mendengarkan berita
3) Berkunjung ke tempat obyek penelitian
4) Dengan mengadakan abstraksi.
Manfaat dalam pembuatan anggapan dasar adalah
1) ada pijakan berfikir yang kokoh
2) untuk mempertegas variable
3) guna menentukan dan merumuskan hipotesis

 NILAI LOCALITAS :

Subjektivitas :
Merupakan gambaran dari suatu peristiwa yang sudah terjadi berdasarkan pandangan seseorang yang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang melingkupinya.

 Objektivitas :
Merupakan adalah suatu sikap yang mengusahakan untuk memperoleh suatu kebenaran yang apa adanya mengenai objek yang diamati oleh manusia tanpa melibatkan perasaan atau tafsiran terhadap objek tersebut.

Lokalitas :
Secara etimologis berasal dari kata Latin, locus (untuk pluralnya ditulis loci) yang berarti tempat, posisi atau sesuatu yang menunjuk pada bagian yang lebih spesifik.

Model :
Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis.

 Masalah yang diteliti atau dikaji :
Penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan.
Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
Pengembangan berarti untum memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.  Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi. Dari semua uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah. 

konsep-konsep pokok :
 Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami.

 MODEL PENELITIAN :

Metode Penelitian Kualitatif :
Metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.

 Metode Penelitian Kuantitatif :
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.

Metode Analisis
 Suatu proses penelitian pengkajian terhadap suatu objek hingga menemukan hasil dari suatu proses awal dan akhir penelitian tersebut.

 Hasil Analisis.
Merupakan hasil dari proses terhadap pengkajian yang sebelumnya sudah kita analisis.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa paradigma memiliki unsur-unsur yang berkaitan satu dengan yang lainnya sebelum dapat terjadinya paradigm pada diri kita sendiri atau orang lain.

ILMU PENGETAHUAN dan BAHASA

Ilmu bukan sekedar pengetahuan atau knowledge tetapi merangkum sekumoulan pengatahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dalam sistematik dapat diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. 
ilmu merupakan kemampuan yang diberikan kepada manusia yang membedakannya dengan makhluk tuhan lainya seperti tumbuhan dan hewan.
Dengan ilmu kita dapat melakukan, membuat menciptakan sesuatu yang membawa perbedaan yang lebih baik bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan pencapaianya dipertanggung jawabkan secara teoritis
Sehingga ilmu pengetahuan sangat diperlukan bagi setiap manusia untuk mencapai kemajuan dan perkembangan kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu kita akan membahas lebih mendalam tentang ilmu serta ukuran kebenarannya.
Syarat ilmu :



-          Objektif

Ilmu harus memiliki objek. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran yakn penyesuaian antara apa yang diketahui dengan objek, sehingga bisa disebut kebenaran objektif.

-          Metodis

Ontologi : sesuatu yang diteliti harus bersifan konkret.

Espitemologi : pengetahuan yang telah dimiliki harus dapat dipertanggungjawabkan.

Aksiologi : memiliki kegunaan bagi seluruh umat manusia

-          Sistematis

Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

-          Universal ( Bersifat Dinamis )

Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.



Ilmu bersifat abstrak berawal dari dugaan / Hipotesa yang kemudian dibuktikan maka terbentuklah ilmu.

Hipotesa merupakan pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.

Sintesa merangkum berbagai pengertian atau pendapat dari berbagai sumber rujukan sehingga menjadi suatu teori baru yang selaras dengan kebutuhan.
Antitesa membandingkan dua hal yang berlawanan.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.
Jenis-Jenis Pengetahuan :

Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.
Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda.
Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.
Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit.
Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia.
Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen Pengetahuan.
Bahasa
Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषाbhāṣā) adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh, dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik.
Perkiraan jumlah dari bahasa-bahasa di dunia beragam antara 6.000-7.000 bahasa. Namun, perkiraan tepatnya bergantung kepada suatu perubahan sembarang antara perbedaan bahasa, dan dialek. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tapi setiap bahasa dapat disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai contohnya, dalam tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia adalah modalitas-independen. Bila digunakan sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat belajar, dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut, atau sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna tertentu.
Bahasa oral dan Bahasa isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang mengatur bagaimana simbol digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau morfem, dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata, dan morfem digabungkan untuk membentuk frasa, dan penyebutan.
Bahasa manusia unik karena memiliki properti-properti produktivitas, rekursif, dan pergeseran, dan karena ia secara keseluruhan bergantung pada konvensi sosial, dan pembelajaran. Strukturnya yang kompleks mampu memberikan kemungkinan ekspresi, dan penggunaan yang lebih luas daripada sistem komunikasi hewan yang diketahui.
Bahasa diperkirakan berasal sejak hominin mulai secara bertahap mengubah sistem komunikasi primata mereka, memperoleh kemampuan untuk membentuk suatu teori pikiran dan intensionalitas berbagi. Perkembangan tersebut terkadang diperkirakan bersamaan dengan meningkatnya volume otak, dan banyak ahli bahasa melihat struktur bahasa telah berkembang untuk melayani fungsi sosial, dan komunikatif tertentu. Bahasa diproses pada banyak lokasi yang berbeda pada otak manusia, tapi terutama di area Broca danarea Wernicke.
Manusia mengakuisisi bahasa lewat interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak sudah dapat berbicara secara fasih kurang lebih umur tiga tahun. Penggunaan bahasa telah berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk berkomunikasi, bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial, dan kultural, seperti untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan untuk dandanan sosial dan hiburan.
Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi sepanjang waktu, dan sejarah evolusinya dapat direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa modern untuk menentukan sifat-sifat mana yang harus dimiliki oleh bahasa leluhurnya supaya perubahan nantinya dapat terjadi. Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang sama dikenal sebagai rumpun bahasa.
Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates